November 2, 2011

Untuk Sang Jasad Tercinta


Aku telah merindukanmu,
sejak sedetik kau menghilang dari pandanganku.
Maka kiralah seperti apa bendungan rinduku,
setelah kau pergi sejauh itu.

Aku kehabisan kata,
untuk kususun menjadi alasan.
Sekedar bersiap sedia,
Jika nanti kau menanyakan.

Kepergianmu tak bisa ku cegah,
sekuat apapun aku mencoba.
Terang saja!
Siapa disini mampu melawan Tuhan(?)

Aku retorik baru-baru ini.
Efek lelah kukira,
bergumul dalam keintiman duka,
yang buih-buihnya keluar bersama airmata.

Aku memilih diam,
sembari mengecap perasan jeruk lemon.
Sementara jumlah tanya tak lagi malu berkembang,
seraya benalu pada tiap batang pohon.

Bagaimana mungkin,
aku mencintaimu tiap dini.
Seperti amoeba yang membelah diri,
biaknya terus berkembang walau kau telah pergi.

Pernah suatu kali,
aku menangis menjadi-jadi.
Mungkin karena rindu membangsat,
karena tak sengaja mengingat.

Kamu, yang tak lagi bernyawa.
Hanya nampak nisan pada gundukan tanah,
Aku berdiri bersama doa menaburi bunga,
untuk sang jasad tercinta.


Date created : February 2th, 2007
Author : Febie Arimbhie

No comments: