November 15, 2011

That's Life

"You laugh together, then you cry alone.
That's life."
-Febie Arimbhie

Mr. Pancake

Mall Puri Indah GF#70A, West Jakarta, is a location of Mr. Pancake restaurant that I visited a week ago. Interior Mr. Pancake is more cozy than smoking area out there. This place were designed with earth colors on all props and wall, that's why it looks so full of warmth.
I chose Blueberry Heaven Pancake and Apple Baverage Pancake. Ummmh, I'm dead serious here....it's so YUMMY! Thing I regret is the pancake batter was too soft and lil’ bit flaccid. Sorry to say. But overall, those are delicious! I ordered two plates. Yes oh, baby. Don't ask me about DIET! *headbang*
Blueberry Heaven Pancake
Apple Baverage Pancake
Talk about price, all menu in Mr.Pancake is just around 30.000 - 60.000 rupiah. I think it's pretty equal with qualities, atmosphere, and services that we get. Oh well, better you come and try by yourself. :p

Nom~ nom~

November 14, 2011

11-11-11

Coba tebak kalau tanggal cantik hari Jumat lalu banyak dibarengi dengan momen apa aja?
LamaranNembak gebetan? Kelahiran(dengan sengaja)? Launching album? Peresmian gedung?
Yep! Benar semua. Bahkan masih banyak lagi momen spesial di tanggal cantik tersebut.
Well, buat gue sih tanggal cantik atau enggak, itu sama aja. Karena gue bisa melakukan hal-hal istimewa kapan pun, tinggal gue-nya aja mau atau gak. Muehehehehe~
Tapi beda dengan sahabat gue, Opie Kirana. Hanya saja, kesengajaannya pilah-pilih tanggal cantik itu wajar banget. Soalnya dia milih tanggal cantik yang terdiri dari susunan angka satu ini demi momen istimewa dalam hidupnya. PERNIKAHAN.

Jumat, 11 November 2011, pukul 09:15 WIB sahabat gue--Opie Kirana--resmi menjadi istri Mas Ukki (gue gak tau nama lengkapnya). Akad nikah berlangsung khusuk, bahkan gue sempet netesin airmata saat momen Ijab Kabul. Ah, semoga engkau bahagia lahir batin, sahabatku. :')
Kiri : Mas Ukki, Opie, gue, Congky
Kiri : Ecky, Opie, gue, Congky
Gue nongol ke akad nikah Opie yang berlangsung di rumahnya, barengan cunguk-cunguk. Yaa siapa lagi kalo bukan Congky dan Ecky. *dijambak*
Balik dari acaranya Opie, si Ecky minta ditemenin ke ITC Permata Hijau trus lanjut cuss ke Gandaria City dan muter-muter sampe betis gue konde'an CUMA BUAT ANTER DIA BELI CAPDASE BLACKBERRY WARNA HITAM. Berguna banget kan buat nusa bangsa? ....gampar gue pelissss! -_-

Love,

November 10, 2011

Sepuluh November


SELAMAT HARI PAHLAWAN NASIONAL.
Untuk Mama, ini juga harimu.

Salam hormat,
Febie

November 9, 2011

Es Pisang Ijo Pemuda

Bukan. Ini bukan tentang pisang berwarna ijo karena masih muda, atau pisangnya si pemuda. *ehh?!* (,--)
Ini tentang tempat jajanan alias cemal-cemil oenjoe (re: unyu) khas Makasar yang ada di Jalan Tanjung Duren Utara IV Blok O No.468 A-B, Jakarta Barat. Es Pisang Ijo Pemuda, namanya. Tempatnya sendiri berupa kedai sederhana yang lumayan rapih dan bersih.
Kiri : Opie, me, ..... kolor ijo(?) -_-
Untuk jenis makanan sendiri, es pisang ijo ini bisa dijadikan dessert atau appetizer untuk berbuka puasa. Bahan utamanya sudah pasti pisang. Biasanya dipilih pisang raja yang sudah matang atau agak tua.*...mmmh*
Oke, fokus!
Pisang kemudian dibalut dadar gulung yang terbuat dari adonan tepung beras, santan, dan pewarna hijau dari daun suji serta daun pandan, kemudian dikukus hingga matang.
Penyajian es pisang ijo sendiri tergantung selera. Standarnya, es pisang ijo disajikan dengan vla sauce yang terbuat dari santan, tepung terigu, gula, garam, dan susu. Dengan parutan es, siraman sirup gula merah dan susu kental manis putih di atasnya, es pisang ijo sudah siap disantap. Bro bro….gue ngetiknya aja sambil ngiler, bro. -_-




Nah, tiap kali dateng ke Es Pisang Ijo Pemuda ini, gue selalu setia sama pesenan Es Pisang Ijo Kacang Merah. Selain gue memang dasarnya pecinta kacang merah, yaa biar es pisang ijonya juga ga polos-polos lugu kayak gadis desa banget ceritanya mah. *lah* *keplak*
Kisaran harganya masih terjangkau dengan ukuran per posinya yang menurut gue lumayan banyak. Es Pisang Ijo Kacang Merah pesenan gue pun seharga Rp 18.000,- saja, sodara-sodara. Ah, pokoknya recommended  banget lah Es Pisang Ijo Pemuda ini. Hahaha. Wanna try?

Red bean lovers,

Rian, Danu, Omeng, Sarah dan Mita

Ceritanya sepulang ngantor tadi, gue sempet berenti di warung pinggir jalan yang berada di sebelah tangga jembatan penyeberangan shelter busway. Bukan tanpa tujuan, gue ke warung itu buat beli sebotol air mineral untuk minum obat. Sambil nunggu si ibu ngasih uang kembalian, mata gue jelalatan. Tapi tetiba arah pandangan gue berhenti pada sekumpulan anak-anak yang usianya berkisar empat-lima tahun. Mereka lagi asik bercanda sambil rusuh memperebutkan sebungkus wafer Tango rasa cokelat di atas jembatan penyebrangan. YEP. SEBUNGKUS WAFER TANGO. Ah, nyeri ngeliatnya. L
....
Selesainya si ibu ngasih uang kembalian, entah kenapa gue—yang seharusnya lanjut pulang, malah bergerak naik tangga jembatan penyebrangan buat nyamperin anak-anak itu. Setelah ajak nanya-nanya dan ajak mereka ngobrol, sampailah gue dan kelima anak itu di KFC Daan Mogot, Jakarta Barat.
Tiba di bagian pemesanan, mereka gue suruh pesen apa aja yang mereka mau. Emang dasar anak-anak yah, tinggal pesen gitu aja pada rempong loh. Lucu banget! Sumpah, mereka polos abis! Serius deh, gue suka banget sama momen ini. Tapi karena khawatir pengunjung lain jadi semakin lama mengantri dan malah ngomel-ngomel, gue pun ambil alih dengan langsung order banyak sekaligus.
Kita pilih duduk di dekat jendela di lantai dua, dan kebetulan itu jam pulang kantor. Yaa otomatis KFC penuh banget, masbro! Barulah gue sadar kalo hampir semua mata tertuju ke gue sedari tadi. Hayah, berasa Miss Indonesia seketika. (,--)
Oke sori, abaikan.
Kita makan sambil becanda-canda, dan gue pun curi-curi pandang ke lima bocah di hadapan gue ini. Ya Tuhan, seneng banget liat mereka makan lahap selahap-lahapnya. Beneran kelaparan rupanya. Tetiba mereka ngucapin kalimat yang—well, bikin hati gue ngilu dengernya….
"Kakak, kenapa kaka baik sama kita? Biasanya orang kayak kakak tuh jijik sama kita,"
"Iya ka, kakak kan kaya artis, cantiiiiik"
"Iyaa ka, hahaha....aku mau ka jadi artis, tapi aku miskin ka,"
“Kok kakak gak jijik sama kita, ka?”
"Kakak pulang dari tempat kerja yah, ka? Kakak kerja dimana? Kakak duitnya banyak yah, ka? Kok mau ajak kita makan, ka?"
"Ooooh, jangan-jangan kakak dikirim ibu peri buat nolong kita yah, ka?"
"Yah kita kenapa engga dari dulu yaa ketemu kakak? Kan enak bisa makan di ka-ef-ci."
“Iyaah, sama nanti aku mau makan di Mekdi juga, tauuuuuuu!”
"Kakak, aku masih laper....boleh nambah enggak?"
“Aku juga, ka….”
“Aku juga….”
“Sama! Aku juga nih….”
……............................................................................................................*
Belum sempet jawab satu pun pertanyaan mereka, gue buru-buru anggukin kepala seraya mereka pun segera bergerombol ke arah meja pesanan lagi di lantai satu.
Tuhan, sebegini kejamnya kah hidup sampai-sampai anak seusia mereka melontarkan kalimat yang sebegitu ironi(?)
Gue ga tau apa yang orang-orang diluar sana lakuin ke mereka, sampai-sampai mereka skeptis sendiri sama orang macam gue.
Gue marah dengernya.
Bukan, bukan marah sama kelima anak polos itu.
Gue marah sama orang-orang 'mampu' di luar sana yang cuma bisa NGOMONG tapi gak bisa BERTINDAK.
Gue marah sama pemerintah yang katanya PEDULI rakyat jelata tapi melirik aja OGAH.
Gue marah sama wakil rakyat yang dibayar negara cuma untuk TIDUR di kursi parlemen kemudian BERWISATA keluar negeri.
Gue marah sama anak-anak seusia gue yang gak pernah BERSYUKUR dalam hidup dan malah sibuk MENGELUH.
Gue marah sama diri gue sendiri karena gue gak bisa ngelakuin lebih dari ini, hanya sebatas ini….
Gue ngejaga banget jangan sampe air mata netes sederas hujan malam itu. Setelah menyusul mereka ke lantai satu dan membayar pesanan mereka, gue pun pamit. Tiba-tiba salah satu dari mereka narik tangan gue. Sambil cengengesan, dia bilang "Kakak cantik, namanya siapa? Aku Mita. Makasih ya kakak cantik, aku sampe kenyang nih," Mita mengusap perutnya.
Dan keempat sisanya (akhirnya memperkenalkan diri) Rian, Danu, Omeng serta Sarah pun ikut menyalami tangan kanan gue seraya mengucapkan terima kasih.
Lihat kan? Rupanya imej bahwa 'anak jalanan adalah anak-anak kurang ajar dan tidak terdidik' itu salah besar.
Gue lebih mudah tersentuh dan merasa berharga tiap kali orang-orang seperti mereka menghargai gue, dibandingkan penghargaan istimewa dari orang-orang berkelas yang memakai dasi berbahas sutera atau memegang tas kulit puluhan juta.
Pun gue refleks berkata "kalau lain kali kita ketemu lagi, baru kakak kasih tau nama kakak ke kalian, oke?"
….dan gue pun pergi seraya memanjatkan doa dalam hati.


yang ingin bertemu mereka lagi,

November 6, 2011

TREND ALERT : Jeffrey Campbell Shoes

Proudly present : The top of my 'YES, PLEASE' list in my notes~


These masterpieces are made by Jeffrey Campbell. *hats off*
Wossaaaahh, I get a little(little? okay I'm lying) headache, everytime I think the way-to-buy-these-fuckin’-shoes.
All of his awesome shoes and killer boots look so gorgeous!!!!
Oh my….I'm gettin' horny with 'em! Can’t imagine how much orgasm I get if I wear that shoes. *head bang*
And oh, this is my-damned-favorite of Jeffrey Campbell's :
And wish I can buy one of this below—one day : 
The one and only problem is….I still have not enough money to pick one of them into my closet. But just wait, I'm gonna take (at least one of-) them to the top of my shoes closet. B-)
Lol, FuckYeahJeff!
Eengg…anyway, I thought we already found the new Einstein in the Fashionism.
Here he is....JEFFREY CAMPBELL. *applause*
Good job, Jeff!

Xoxo,
Febie

Mom's

HAPPY 5th ON NOVEMBER!
Today is my mom's. 

Happy bornday, Mama.
You already 43 years old now.
Yaa Allah, what an age? What I missed?
My mom is getting old.... :')
I swear to Allah, I must be give her a lot of happiness.
I promise to You, Allah. :')

November 4, 2011

Lunch on Rooftop

Chose a rooftop as the place for lunch is a big WRONG—if you did in Jakarta! It just too hot and make you feel like—well, sunbathing. Eengg….I knew. Because I ever did. Yesterday. Deymmmm! -_-
It was around 12 p.m. when I left office to picked up my friend, Opie. We both took a lunch in Central Park mall, West Jakarta, because I had a promise to accompanied her to visit our high school before lunch. She would gave her wedding invitation to our high school teachers. Luckily, Central Park mall is near enough from our high school, SMK Telkom Sandhy Putra Jakarta. That’s why~
Left : me, Opie.

Left : Mie Goreng Seafood with Lemon Tea (Opie's)
Right : Kwetiau Goreng Seafood with Lemonade (mine)


I disagreed when Opie advised rooftop in Solaria as the one and only option. But we no had enough time to find another place because we should go back to each office soon. So, here we were.... But it was okay. It didn't bad as I thought. Like seriously, the view of city from above-or-higher-place is always awesome!

Xoxo,

November 2, 2011

Persetan Dengan Kata 'Hilang'!

Ada yang tahu rasanya 'memotong-nadi-dengan-sengaja'?
Menurut saya, rasanya 'kehilangan' lebih sakit dari itu,
karena 'kehilangan' termasuk penyakit tanpa penyembuh.
Silakan coba, saya berani bertaruh!

Kala memekik tak bersuara,
menangis pun kehabisan airmata,
dengan luka basah menganga,
tetap ‘kehilangan’lah rasa paling durja.

Sebab saya begitu akrab dengan ‘kehilangan’,
hingga tak gemar lagi mengulang.
Luka kasat mata yang tak kenal sentuhan,
biadab memang!

Saya bosan 'kehilangan'.
Tiap waktu bertemu hilang,
bernapas dengan jumlah oksigen terbatas,
dan detak jantung seusia baterai jam dinding di rumah.

Saya tak ingin lagi memiliki 'kehilangan'.
Bertemankan gelap dan kesunyian,
yang ditinggal cahaya dalam keramaian,
seperti halnya hujan bukan dari awan.

Saya tak ingin lagi memiliki 'kehilangan'.
Demi waktu yang tak berbatas,
dan ruang yang tak berpijak,
persetan dengan kata ‘hilang’!


Date created : February, 19th 2007
Author : Febie Arimbhie

Untuk Sang Jasad Tercinta


Aku telah merindukanmu,
sejak sedetik kau menghilang dari pandanganku.
Maka kiralah seperti apa bendungan rinduku,
setelah kau pergi sejauh itu.

Aku kehabisan kata,
untuk kususun menjadi alasan.
Sekedar bersiap sedia,
Jika nanti kau menanyakan.

Kepergianmu tak bisa ku cegah,
sekuat apapun aku mencoba.
Terang saja!
Siapa disini mampu melawan Tuhan(?)

Aku retorik baru-baru ini.
Efek lelah kukira,
bergumul dalam keintiman duka,
yang buih-buihnya keluar bersama airmata.

Aku memilih diam,
sembari mengecap perasan jeruk lemon.
Sementara jumlah tanya tak lagi malu berkembang,
seraya benalu pada tiap batang pohon.

Bagaimana mungkin,
aku mencintaimu tiap dini.
Seperti amoeba yang membelah diri,
biaknya terus berkembang walau kau telah pergi.

Pernah suatu kali,
aku menangis menjadi-jadi.
Mungkin karena rindu membangsat,
karena tak sengaja mengingat.

Kamu, yang tak lagi bernyawa.
Hanya nampak nisan pada gundukan tanah,
Aku berdiri bersama doa menaburi bunga,
untuk sang jasad tercinta.


Date created : February 2th, 2007
Author : Febie Arimbhie

Bernama 'Rahasia'

Akan satu hal yang belum pernah terungkap,
pun sesiapa tak akan menebak.
Sebab menyangka adalah hal biasa,
namun siapa kira ini tak terjangkau duga.

Sebegitunya? Entahlah…

Ini adalah rahasiaku,
dan menyimpannya sendiri adalah pilihanku.
Tak peduli hingga aku renta nanti,
kemudian mati dalam sunyi.

Ini adalah rahasiaku,
yang parahnya,
Tuhan meminta diberi tahu.
Sebegitunya? Entahlah…

Ku beri tahu kau sesuatu.
Bahwa rahasia ini,
memilih diriku untuk berbagi.
Tak percaya? Tentu.

Diam saja hingga hilang pedih perih.
Dengan membiarkan rahasia ini,
menjadi sesuatu yang sesuai dengan namanya…
RAHASIA.


Date created : September, 5th 2009
Author : Febie Arimbhie