May 31, 2013

Wanita

Aku tidak baik-baik saja...

"Kamu kenapa?"

"Enggak apa-apa."
"Kok diem?"
"Aku ngantuk, hehehe."
"Aku kangen kamu."
"Hmm.."

Lantas mengapa tak menemuiku? Aku ingin menangis di pelukanmu. Aku membutuhkanmu. Aku sangat membutuhkanmu.


"Hmm doang?"
"Ehehehe. Kamu lagi ngapain?"
"Aku lagi nonton dvd, lagi kangen kamu juga."
"Hahaha wuuuh!"
"Kamu lagi apa?"
"Aku lagi tiduran aja, ngantuk soalnya."

Aku lagi gak baik-baik aja. Seandainya aku bisa menceritakan ini padamu...


"Yaudah, kamu mau tidur sayang?"

"Iya, nanti juga ketiduran sendiri kok."

Bagaimana bisa aku tertidur, sementara pikiranku begitu penuh. Salah satunya, olehmu.


"Sayang, kalau kamu ada masalah atau kenapa-kenapa, kamu bisa cerita sama aku. Aku sayang kamu. Aku gak mau jadi bayangan kamu yang cuma ada saat terang aja, aku juga mau ada saat gelap juga, kayak yang kamu bilang waktu itu."

"Hahaha, kamu inget?"
"Bahkan masih aku simpan baik-baik, semua."
"Hoo hehehe.."
"Aku sayang kamu."
"Hmm.."
"Aku sayang kamuuuu.."
"Hmmmm...."

Aku juga sayang kamu. Sangat. Aku...takut...kehilangan...kamu...kalau akhirnya kamu tau tentang ini...


Lalu meneteslah air mata... Tak ada yang dipeluknya... Tak ada yang menghapus air matanya... Tak ada yang menenangkannya...

Andai saja air mata ini bisa ku tuang ke dalam cangkir. Akan ku minta kau meneguknya, agar  kamu tau sepedih apa kegelisahan yang ku rasa. Aku tak bisa bercerita... Aku tak bisa...

Wanita ini terdengar ceria, padahal hatinya kekenyangan duka. Wajah lelahnya tertunduk. Baru kali ini, ia merasa begitu lemah. Ia benci menjadi lemah. Namun ia tak punya daya.

Wanita ini masih menangis. Sendiri.


-F.

May 28, 2013

Kepada Hilang

"Have you ever noticed that everytime you lose something good, something better always comes around?"


Begitulah bunyi tweet saya pada Selasa pagi ini. Pertanyaan atau pernyataan? Entahlah. Saya hanya mencoba meyakinkan diri sendiri, bahwa saya --yang merasa kehilangan-- akan menemukan sesuatu sebagai penggantinya. Saya hanya mencoba menenangkan diri. Iya, memang seperti hidup pada umumnya. Yin dan Yang. Temu dan hilang. Semua seimbang. Hanya saja rasa kehilangan yang saya alami dua minggu belakangan ini, begitu dalam. Tajam. Namun, letak masalahnya adalah....

Saya belum mengetahui bagian mana dari hidup saya yang hilang. Saya tidak tahu, saya telah kehilangan apa.

Jika rasa kehilangannya tak sedalam ini, sudah pasti saya abaikan. Tapi...ini kehilangan yang begitu dalam. Dada saya sesak dibuatnya. Pikiran saya kemana-mana. Konsentrasi terpecah. Perih rasanya. Namun tak ada airmata. Jelas saja, karena saya tidak tahu mau menangisi apa...menangisi siapa.

Maka kepada Hilang...beri tahu saya, apa yang sudah kamu tiadakan? Agar saya bisa mengobati perihnya kehilangan. Agar saya tahu bagian mana yang dikosongkan. Agar saya tahu caranya menemukan.

Persetan. Tapi...jika kau berkenan, saya akan berterima kasih atas kerendahan hatimu, Hilang.


F.

May 13, 2013

Untuk Kartini

Ia yang tak pernah meminta hormat,
menyembunyikan beban hingga liang lahat.
Namun tabah saja tidak cukup kuat,
menjadikan penerusnya menjaga martabat.

Hidupnya berseni,
hingga mati di atas kaki sendiri.
Disebut pejuang emansipasi,
dengan atau tanpa sisipan narasi.

Atas nama liang kehidupan,
tangguhlah kau para perempuan.
Pusaran tiap kenikmatan,
lelah-lelahmu akan dihitung Tuhan.

Demi waktu yang tak berbatas,
dan ruang yang tak berpijak.
Maha benar Tuhan menyurgakan
telapak kaki perempuan.